Get the Connx App

Click here to learn more

connx-coin 50

by Connx ● February 02, 2024

SOSOK - Wangsa Sequoia Group - Kevin Prabowo - Most Purchases are Driven by Emotions

● Entrepreneur 5.0 0 4,3k bm-ic share-ic

Dalam era di mana banyak anak muda terinspirasi untuk memulai bisnis karena terlihat menjanjikan dan keren, ada kisah unik yang melandaskan langkah seorang pengusaha muda, Kevin Prabowo. Kevin tidak terpancing oleh tren atau popularitas semata dalam membangun bisnisnya. Sebaliknya, ia menemukan motivasi dalam keresahan sehari-hari yang mungkin banyak dari kita alami: mencari coffee shop yang nyaman dan juga tetap ramah di kantong. 

Dari situlah, Kevin merasa terpanggil untuk menciptakan solusi atas keresahannya tersebut. Awalnya, ia membangun Kopi Wangsa di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Setelah itu, Kevin dengan langkah berani mendirikan Wangsa Sequoia Group dan mendirikan beberapa anak bisnis termasuk Wangsa di daerah Kemang, Jakarta Selatan. 

Image Courtesy: Wangsa.jkt

Tidak lagi ingin terbayang dengan Kopi Wangsa yang bernuansa coffee shop, Kevin ingin menjadikan Wangsa yang baru ini sebagai restaurant yang tidak hanya menyajikan kopi, tetapi juga menyediakan comfort food dari berbagai kultur, termasuk Indonesia, Jepang, dan Western. 

“Sebetulnya kita udah agak melakukan pivoting branding. Karena di awal opening ini, kita sangat menekankan pada beverage, akhirnya dicap sebagai coffee shop. To be really honest, kita sedang beralih ke arah eatery, biar orang menganggap Wangsa tidak hanya sebagai coffee shop," ucap Kevin. 

Mengangkat Elemen Jepang yang Bernuansa Zen

Semua yang datang dari keresahan biasanya mendatangkan banyak keuntungan, sama seperti ide awal mendirikan bisnis. Design dari Wangsa juga didasari dari keresahan Kevin saat mencoba mencari tempat yang nyaman untuk bisa meeting di luar. 

“Aku lihat coffee shop di Jakarta itu terlalu komersil. Table to table rapat, kurang nyaman. Padahal kita kalau meeting atau ngobrol itu bisa 1 sampai 2 jam. Jadi, aku inginnya ada tempat yang at least nyaman untuk aku dan juga harganya tetap ramah di kantong,” pungkas Kevin.   

Image Courtesy: Wangsa.jkt

Kemudian, untuk interior dan desain Wangsa, Kevin mengadopsi inspirasi dari negeri sakura, Jepang. Meskipun ia mengakui bahwa tidak semua elemen di Wangsa sepenuhnya berasal dari Jepang. Kevin hanya memilih elemen-elemen yang timeless dan dapat sustain.

“Akhirnya, aku memilih elemen-elemen Jepang yang aku rasa zen, seperti elemen air, tumbuhan, dan batu. Karena aku percaya bahwa tren selalu berubah seiring waktu, dan aku nggak ingin hanya fokus pada mewah karena pasti padat banyak kompetisi di sana dan belum tentu trennya last long,” Kata Kevin.

Kevin mengamati bahwa Wangsa sering dianggap mengusung tema industrial karena dominan dengan warna abu-abu dan monochromic. Sebenarnya, pilihan warna netral yang dipilih oleh Kevin memiliki tujuan tertentu, yaitu agar Wangsa tetap menjadi kanvas yang ideal untuk berbagai pameran yang diselenggarakan di sini.

Image Courtesy: Wangsa.jkt

Dukungan Orang Sekitar Kunci Utama!

Dalam menjalankan bisnis, Kevin tidak hanya ingin sukses sendiri. Ia juga ingin teman-temannya ikut sukses bersama. Alasan itulah yang membuat Kevin melibatkan banyak teman-temannya dalam bisnis Wangsa ini.  

“Kita pakai beans dari A Roastworks itu Andrew nama roasternya. Dia teman aku yang kuliah di Belanda. I trust him, jadi aku ambil biji kopi dari dia. Karena aku juga percaya, kalau bisnis kita mau maju, maka kita harus support industri lain juga,” ungkapnya. 

“Walaupun ada harga di luar yang lebih murah, cuma buat apa kalau temen-temen di sekitar kita yang mungkin besok akan bantu kita untuk nge-survive industri ini atau bantu kita survive di industri ini, malah nggak kita bantu dari sekarang” lanjut Kevin. 

Image Courtesy: Wangsa.jkt

Tidak hanya teman-teman terdekat, Kevin juga selalu berkolaborasi dengan banyak lintas industri seperti yang sudah dijalankan Wangsa saat ini, yaitu The Kemang Exhibition yang menghadirkan berbagai brand, mulai dari clothing brand, perfumery, skin care, tattoo dan bahkan ada tarot reading dan lain-lain. 

“Satu key message yang ingin kita sampaikan. Bahwa nggak ada ruginya kolaborasi. Selama, value-value yang disepakati dalam kolaborasi itu semua ter-deliver dengan maksimal,” ucap Kevin. 

Tantangan Menjalani Bisnis Wangsa

Maintaining branding, surviving the business itself, menjadi tantangan utama bagi Wangsa. Tapi Kevin percaya bahwa kita akan do our best saat kita enjoy apa yang kita lakukan. Jadi nggak ada paksaan.

"Semalam, aku di sini sampai 3 pagi, karena akan ada exhibition hari ini. Apakah semuanya berjalan baik? Apakah aman? Bukan karena aku melakukan mikro manajemen, melainkan karena aku merasa tidak seperti bekerja; aku benar-benar menikmatinya," ungkapnya.

Kevin juga meyakini bahwa most purchases are driven by emotions. Misalnya, Wangsa menjual nasi putih seharga 15 ribu atau 10 ribu, dan ada pujasera juga menjual nasi dengan harga yang kurang lebih sama. 

Akan ada orang yang memilih untuk membeli di pujasera karena merasa bahwa tempat itu adalah tempat mereka, dan sebaliknya, akan ada orang yang memilih untuk membeli nasi di Wangsa karena merasa bahwa mereka 'belong' di sini. Jadi menurut Kevin, inilah pentingnya branding, brand image, dan brand equity yang harus selalu dijaga agar dapat terus mencerminkan identitas pelanggan dan Wangsa sendiri.

Harapan Wangsa di Masa Depan 

Wangsa bukan sekadar tempat F&B; Kevin melihatnya sebagai panggung untuk banyak industri lain dapat tampil di sini. Ia melihat masa depan Wangsa Sequoia Group sebagai lifestyle brand yang mencakup berbagai elemen, seperti hotel, resort, beach club, dan lainnya. Kevin menjelaskan bahwa saat ini mereka tengah fokus pada beberapa proyek. Semua ini, menurutnya, adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun portfolio brand yang kuat. 

Image Courtesy: Wangsa.jkt

Dalam empat tahun ke depan, ia berharap Wangsa akan merambah ke industri hospitality. Dalam 10 tahun, visinya melibatkan ekspansi ke dunia teknologi. Semua ini bukan hanya sekadar impian, tetapi bagian dari visi perusahaan yang diwujudkan melalui kemitraan yang dijalin dengan setiap outlet.

Jelas, bagi Kevin bahwa Wangsa tidak hanya berusaha menjadi destinasi kuliner atau tempat berkumpul biasa. Ini adalah perjalanan yang membentuk sebuah komunitas yang inklusif, dan memberikan inspirasi. 

Kevin dan Wangsa adalah contoh hidup bahwa dengan tekad dan visi yang kuat, sebuah tempat dapat menjadi lebih dari sekadar bangunan fisik - ia dapat menjadi pengalaman dan kolaborasi berkelanjutan.

Penulis: Tri Yuniwati Lestari

Beri rating artikelnya!

Seberapa puaskah kamu?

coin

Selamat kamu berhasil dapetin Connx Coin! Terus explore untuk mendapatkan Coin lebih banyak!