Kabar kurang mengenakkan datang bagi para penggemar buku dan alat tulis. PT GA Tiga Belas atau yang dikenal Toko Buku Gunung Agung akan menutup seluruh tokonya pada akhir tahun 2023. Penutupan ini tentunya menjadi kabar yang mengejutkan bagi para masyarakat Indonesia karena Toko Buku Gunung Agung sudah menjadi salah satu pilihan untuk membeli buku serta alat tulis.

PT GA Tiga Belas dalam keterangannya menyampaikan bahwa keputusan tersebut diambil karena kerugian operasional bulannya yang semakin besar, sehingga mereka sulit untuk mempertahankan bisnisnya. Saat pandemi Covid-19 di tahun 2020, Toko Buku Gunung Agung telah melakukan efisiensi dengan menutup beberapa toko/outlet yang tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Malang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

 

Image courtesy: Twitter/Gunungagung

“Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulan yang semakin besar. Dalam pelaksanaan penutupan toko/outlet yang mana terjadi dalam kurun waktu 2020 sampai dengan 2023 kami melakukannya secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata manajemen Toko Buku Gunung Agung dalam penjelasannya.

Sebelumnya, Mirah Sumirat yang merupakan Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) mengatakan bahwa Toko Buku Gunung Agung telah melakukan PHK sepihak terhadap 350 orang pekerjanya. Mirah menyampaikan bahwa pihaknya telah mendapatkan laporan pengaduan dan permohonan advokasi terhadap kasus PHK sepihak dan massal yang terjadi tersebut.

PHK massal dan sepihak yang dilakukan oleh manajemen Toko Buku Gunung Agung tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut laporan, diperkirakan sebanyak 220 pekerja Gunung Agung yang telah di-PHK secara sepihak sejak 2020 sampai 2022. PHK sepihak dan massal tersebut bahkan masih berlanjut sampai dengan 2023 dan diperkirakan totalnya sebanyak 350 pekerja.

Toko Buku Gunung Agung merupakan salah satu perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia sejak tahun 1953. Pada awalnya almarhum Tjio Wie Tay (1927-1990) memulai kios sederhananya untuk menjual buku, surat kabar, dan majalah dengan nama kemitraan Thay San Kongsie yang berada di Jakarta Pusat. Tutupnya Toko Buku Gunung Agung tentunya membuat banyak orang sedih karena sudah tidak bisa mengenang masa kecil lagi. Terima kasih kepada Toko Buku Gunung Agung yang telah menemani kami untuk melengkapi keperluan buku dan alat tulis selama ini.

 

Sumber: Liputan6, CNN Indonesia