Dalam pengumuman besar, miliarder yang merupakan mantan wali kota New York mengungkapkan rencana untuk menutup sebagian besar pabrik batu bara di negara-negara berkembang. 

Orang yang sekarang menjabat sebagai Utusan Khusus PBB untuk Climate Ambition and Solutions mengumumkan pada 7 November 2022 bahwa organisasi filantropisnya akan bekerja sama dengan pemerintah nasional dan lokal di 25 negara di seluruh benua Afrika, Asia, dan Amerika Latin untuk mengakhiri penggunaan batu bara pada tahun 2040.

Miliarder tersebut memberikan pengumumannya ketika menghadiri COP27 UN Climate Summit di Mesir. 

Bloomberg telah lama mendukung penggunaan energi bersih. Pada tahun 2019, ia menyumbangkan $500 juta dolar AS untuk kampanye yang menutup semua pembangkit listrik tenaga batu bara di AS.

"Kami telah membantu menutup lebih dari dua pertiga pabrik batu bara di AS dan menempatkan lebih dari separuh pabrik batu bara Eropa dalam progres untuk diberhentikan - dan kami perlu membuat kemajuan seperti itu di seluruh dunia," ujar Bloomberg.

Dalam merealisasikan usaha barunya ini dia tidak menyatakan berapa biaya yang perlu dikeluarkan, tetapi inisiatif tersebut memiliki dua tujuan yang berbeda. Yakni:

1. Bekerja sama dengan pemerintah nasional dan lokal untuk mengembangkan rencana transisi energi, menerapkan kebijakan publik yang diperlukan, dan memberikan keterampilan dan pelatihan untuk mempercepat pengembangan energi bersih dan menghapus penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap.

2. Bermitra dengan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) untuk membantu memobilisasi aliran modal swasta untuk membersihkan proyek transisi energi di pasar negara berkembang dan negara berkembang.

Batubara adalah sumber pembangkit listrik yang dominan di sebagian besar negara di Afrika dan Asia. Tetapi menurut Asosiasi Informasi Energi AS, batubara menghasilkan lebih banyak emisi karbon daripada bahan bakar lainnya di bumi, yang menyebabkan kualitas udara, kesehatan, dan iklim yang buruk.
 

Sumber: Entrepreneur