Get the Connx App

Click here to learn more

connx-coin 50

by Connx ● January 04, 2023

Menelusuri asal mula Lato-Lato, mainan jaman dulu yang viral kembali

● History 5.0 0 2,3k bm-ic share-ic

Tampaknya, tidak ada hari kita tidak mendengar suara klak-klak yang dihasilkan dari sebuah mainan dua bola plastik. Latto-latto, demikian namanya. Mainan jaman dulu yang telah lama hilang ketenarannya, kini sedang naik daun kembali dan menjadi mainan yang asik dimainkan oleh berbagai usia dan kalangan. Tapi, sudah berapa lama sih keberadaan mainan kecil yang adiktif ini? Mari kita telusuri sejarah dan asal mulanya!

Awalnya merupakan senjata

Apakah kamu tahu, kalau latto-latto itu bentuk paling awalnya adalah senjata? Menurut sejarah, permainan lato-lato awalnya terdiri dari sebuah bola yang terbuat dari pasir padat yang dilapisi dengan kulit. Bola tersebut kemudian dipasangkan dengan tali sepanjang 84 cm yang digunakan untuk melempar bola tersebut ke lawan. Berat bola tersebut sekitar 500 gram, sehingga membutuhkan teknik dan kekuatan yang cukup untuk dapat melempar bola tersebut dengan tepat sasaran.

Lato-lato awalnya memiliki nama ‘bolas’ atau ‘boleadoras’, dan digunakan oleh gaucho (koboi) Argentina menggunakan alat tersebut untuk berburu hewan seperti guanacos (hewan yang terlihat seperti llama). Bolanya sendiri digunakan untuk menjerat kaki hewan, tetapi jika dilempar dengan kekuatan yang cukup dilaporkan dapat mematahkan tulang. Bahkan, bolas pernah digunakan untuk melawan manusia.  

Image via National Geographic

Berkat popularatisnya, lato-lato sangat populer di Argentina dan telah menyebar ke berbagai negara di dunia, di mana permainan ini menjadi sangat terkenal di Amerika. Namanya sendiri berubah dari bolas menjadi clacker balls.  

Clacker balls

Di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970, ratusan pembuat mainan telah menjual jutaan clacker balls di seluruh dunia. 

Di AS, mengatur keamanan mainan pada awalnya merupakan tugas Food and Drug Administration. Jelas, clacker bukanlah makanan atau obat. Tetapi FDA memiliki wewenang untuk melindungi orang dari bermain dengan hal-hal konyol yang salah melalui undang-undang tahun 1966 yang memaksa mereka untuk melarang mainan yang mengandung "bahaya bahan kimia, mudah terbakar, atau radioaktivitas." Tiga tahun kemudian, kewenangan tersebut diperluas di bawah “Child Protection and Toy Safety Act” yang melarang penjualan mainan yang dianggap berbahaya.

Image via Groovy History

Maka datanglah clacker balls, juga dikenal sebagai click-clacks, atau knockers. Pada awal 1970-an, clackers sangat populer sehingga mereka menjangkau penduduk sebuah provinsi kecil di Italia utara bernama Calcinatello, yang mengadakan kompetisi tahunan untuk penggemar clacker. 

Dari sini, mereka terus meledak popularitasnya. Tapi popularitas ini tidak semuanya berhasil bagus, karena meskipun mainan ini dipasarkan sebagai mainan yang bisa mengajari anak-anak koordinasi tangan dan mata, fakta bahwa mereka bisa diubah (dan pernah) menjadi senjata sudah menjadi alasan yang kuat bagi Society for the Prevention of Blindness untuk memberi peringatan. 

Sebagai tanggapannya, pada tahun 1971 FDA menerapkan kebijakan keamanan yang baru bagi produsen clacker balls yang meliputi pengujian preskriptif dan pencatatan yang ketat. Itu adalah hambatan besar bagi pembuat clacker dan kemudian, mainan itu ditarik dari pasar. Hal lainnya yang membuat mainan itu ditarik dari pasar adalah karena clacker balls sudah berkali-kali terbukti melukai anak-anak ketika dimainkan.

Indonesia dan kembali viralnya lato-lato

Di Indonesia sendiri, sebutan bolas atau clacker balls lebih populer dengan sebutan lato-lato. Nama tersebut berasal dari bahasa Bugis dan berubah menjadi ‘katto-katto’ di Makassar. Sedangkan di Jawa, namanya disebut sebagai 'nok-nok.' Awalnya diperkenalkan ke Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Soekarno, tapi saat itu berbentuk yang sama dengan clacker balls tidak berbahan kaca melainkan berbahan plastik polimer. Tapi, permainan tersebut tidak seterkenal sekarang. 

Pada 2017, mainan ini terkenal kembali di Mesir, dengan namanya diganti menjadi "Sisi's Balls". Tidak lama setelah mainannya menjadi viral, "Sisi's Balls" dilarang dijual dan dimainkan karena dianggap menghina pemerintahan Mesir.

Seperti yang kita ketahui, lato-lato menjadi viral, dengan banyak sumber mengatakan permainan ini mulai digandrungi kembali pada Desember 2022, dan sekarang dimainkan oleh berbagai usia dan kalangan. Sama seperti zaman dulu, sudah muncul beberapa turnamen lato-lato yang bisa diikuti warga. Apakah kamu tertarik untuk ikutan?3 Fakta dan Asal-usul Lato-lato, Mainan Jadul yang Lagi Trending di  Indonesia - Jatim Network

Image via Jatim Network

Sumber: Groovy History, JawaPos, Quartz

Beri rating artikelnya!

Seberapa puaskah kamu?

coin

Selamat kamu berhasil dapetin Connx Coin! Terus explore untuk mendapatkan Coin lebih banyak!