Sepanjang bulan Desember, China tengah dilanda suhu dingin ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, Ibu kota Cina, Beijing, memecahkan rekor jumlah jam terlama berada pada suhu di bawah nol derajat akibat badai salju dan suhu rendah yang berkepanjangan.

Dilansir dari Tempo, salah satu pemantauan cuaca mencatat Beijing mengalami suhu di bawah nol derajat lebih dari 300 jam sejak tanggal 11 hingga 24 Desember kemarin. Hal ini merupakan rekor terlama dalam waktu satu bulan, sejak pencatatan dimulai pada tahun 1951. Pantauan cuaca tersebut juga menyebut bahwa rekor itu juga termasuk suhu -10 derajat Celsius di kota yang berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa tersebut selama sembilan hari berturut-turut.

Pusat Meteorologi Nasional China mencatat suhu rata-rata di bagian utara dan tengah China menjadi yang terdingin sejak tahun 1961. Diketahui China bagian utara dan timur laut mengalami suhu sangat dingin selama sekitar dua minggu terakhir, dengan beberapa daerah mencapai suhu terendah -40 derajat Celsius akibat udara dingin ekstrem yang bertiup dari arah Kutub Utara. 

Akibat dari suhu ekstrem ini beberapa kota di Provinsi Henan, wilayah barat daya Beijing, tengah kewalahan untuk memenuhi permintaan pemanas. Dilansir dari Detik, salah satu pemasok pemanas terbesar di Kota Jiaozuo dilaporkan rusak, menyebabkan beberapa daerah membutuhkan lebih banyak pasokan. Sementara dua kota lainnya di Henan, yakni Puyang dan Pingdingshan, menghentikan pasokan panas ke departemen pemerintahan dan lembaga administratif demi memprioritaskan pasokan domestik. 

Selama akhir pekan kemarin, udara yang lebih hangat mulai bertiup dari utara menuju selatan di seluruh negeri sehingga suhu mulai merangkak naik di sejumlah wilayah di China bagian tengah dan timur. Meskipun demikian, prakiraan cuaca di Beijing untuk seminggu ke depan menunjukkan bahwa suhu tinggi di atas nol derajat akan terjadi secara konsisten pada siang hari. Namun, diperkirakan akan mengalami suhu terendah di bawah nol derajat Celsius pada malam hari.