CEO Tesla dan media sosial Twitter atau X, Elon Musk, berencana membangun sekolah dan universitas berbasis STEM di Austin, Texas, Amerika Serikat. Tak tanggung-tanggung, Elon Musk siap menggelontorkan investasi sebesar $100 atau sekitar Rp 1,5 triliun untuk membangun sekolah tersebut.

Dilansir dari Detik, rencana ini terungkap dari dokumen pajak yang ditemukan oleh Bloomberg yang menunjukkan bahwa Elon Musk menyumbangkan $100 juta kepada yayasan amalnya, The Foundation, untuk mendirikan sekolah dasar dan menengah berbasis STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). Sementara untuk mendirikan universitas, Elon akan mengajukan permohonan akreditasi dari Southern Association of Colleges serta Schools Commission on Colleges.

Elon Musk mengungkapkan bahwa sekolah dasar dan menengah tersebut akan menerima sekitar 50 murid dan kuotanya akan ditambah seiring waktu. Sekolah dan universitas tersebut nantinya akan menggunakan kurikulum gabungan dari fakultas berpengalaman dalam mata pelajaran matematika, sains, teknik, dan fisika, serta studi kasus, proyek, desain, dan laboratorium.

Terkait biaya, sekolah ini akan mengandalkan donasi dan SPP untuk membiayai pendidikan muridnya. Elon mengungkapkan bahwa ia tidak ingin biaya menjadi penghalang bagi calon muridnya untuk bisa bersekolah di institut pendidikan miliknya. Dengan demikian, murid yang akan belajar di sekolah STEM milik Elon akan mendapatkan bantuan melalui yayasan amal Elon, The Foundation.

"Sekolah tidak ingin ketidakmampuan membayar uang sekolah atau biaya menjadi penghalang siswa. Jika siswa diterima, maka biaya kuliah dan keuangan lainnya akan diberikan sesuai kemampuannya," tulis laporan pengajuan pajak yang diajukan Elon Musk, dikutip dari Detik.

Ini bukan pertama kalinya Elon Musk menginjakkan kaki di dunia pendidikan. Sebelumnya, Elon Musk mendirikan institusi pendidikan bernama Ad Astra yang berlokasi di area markas SpaceX, tepatnya di Hawthorne, California. Di sekolah tersebut, Elon Musk juga menyekolahkan lima anaknya. Pada tahun 2020, Elon Musk dan pendiri lainnya menutup Ad Astra dan mendirikan sekolah online bernama Astra Nova yang memiliki sekitar 50 murid.