Saat ini, ASEAN menempati ekonomi terbesar kelima di dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai sekitar $3,7 triliun atau Rp56.299 triliun diiringi oleh total populasi yang mencapai 670 juta jiwa. Capaian tersebut sejalan dengan visi ASEAN untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2030.

Dalam rangka perayaan HUT ke-56 ASEAN di Jakarta pada tanggal 8 Agustus kemarin, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn memberikan sebuah pidato dimana salah satu pembahasannya yakni pencapaian ASEAN sebagai ekonomi terbesar ketiga di Asia dan berada pada posisi kelima terbesar di seluruh dunia. 

Melansir dari laman beritasatu.com, ASEAN telah meluncurkan Economic Integration Brief yang merupakan laporan prospek ekonomi ASEAN pada bulan Juli lalu. Menurut laporan ini, salah satu faktor pendukung kuatnya pertumbuhan ekonomi di ASEAN yakni populasi muda dengan total populasi sekitar 60%. Dengan demografi yang dinamis ini, diperkirakan setengah dari penduduk ASEAN akan menjadi bagian dari masyarakat kelas menengah pada tahun 2030. Sejalan dengan hal ini, Kao Kim Hourn menyatakan bahwa ASEAN diproyeksikan akan menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar melihat potensi ASEAN sebagai mediator netral yang memungkinkan negara-negara Asia Tenggara memanfaatkan peluangnya dalam mengembangkan rantai nilai global. Mahendra ingin negara-negara ASEAN tidak hanya melayani pasar dalam negeri melainkan juga meningkatkan ekspor ke luar kawasan. Dalam hal ini, netralitas ASEAN menjadi keunggulan yang berpotensi besar dalam pasar luar negeri.

Meskipun begitu, ASEAN perlu memperkuat integrasi ekonomi untuk mempertahankan pencapaiannya. ASEAN masih perlu menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan tingkat inflasi, serta memberikan peluang yang lebih besar bagi para investor dan pedagang di kawasan ini.