“Life is just like potter’s clay it gets shaped by our own hands.” – Tanuja Srivastava

Ketika kita mendengar kata pottery, mungkin kita tidak akan mengira seberapa miripnya seni kerajinan tangan itu dengan kehidupan manusia. Tapi nyatanya, pottery adalah filosofi hidup yang kamu perlu coba setidaknya sekali dalam hidupmu. Hal ini yang menjadi landasan Krisna tertarik untuk mendalami dunia perkeramikan dan pottery, yang kemudian berujung pada dia membangun usahanya sendiri di bidang pottery. 

Suka dengan segala pekerjaan dan kegiatan yang melibatkan tangan sejak kecil, Krisna Jani menemukan cintanya pada pottery karena makna yang seni itu bawa. Mempelajari pottery dan ceramics selama 15 tahun, Krisna memutuskan untuk mendirikan usahanya bernama Kina Ceramics pada tahun 2018. Kina sendiri diambil dari namanya, dan menjadi sarana Krisna dapat memperkenalkan keramik kepada masyarakat. Tapi, dengan hanya menjual keramik saja Krisna tidak dapat memperkenalkan keramik secara langsung. Maka dengan itu, dua tahun kemudian, tepatnya ketika dunia sedang dilanda pandemi, Krisna mendirikan Kina Art Studio. 

Image via CONNX/Ilham Gunawan

Kina Art Studio ini merupakan tempat di mana siapa saja dapat belajar pottery. Dari kelas yang bisa dihadiri sekali, hingga course yang dapat kamu ikuti secara rutin, siapa saja dapat mempelajari pottery. Kalau kamu mampir ke akun Instagramnya, mungkin kamu menyadari kalau banyak dari partisipannya ini adalah anak-anak. Menurut Krisna, belajar pottery dapat secara signifikan menumbuhkan pemahaman motorik anak-anak dan mengajarkan mereka tentang hidup. 

"Kina diambil dari nama saya. Studio ini memiliki tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat secara luas untuk mengerti keramik lebih dalam, dan meningkatkan industri kreatif." ujar Krisna. 

Berawal dari konsep on-the-road

Sekarang, mungkin kamu dapat melihat Kina Art Studio tersebar di beberapa mal Jakarta, seperti di Senayan Park dan cabang terbarunya, Lippo Mall Puri, tapi pada awalnya Kina Art Studio berkonsepkan on-the-road. Meskipun dulu memiliki studio yang berbagi ruang dengan Kina Ceramics, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan studio pottery itu. Bermodalkan marketing mouth to mouth, Krisna memulai bisnis Kina Art Studionya dengan membuka pop up workshop di Kota Tua dan beberapa mal di Jakarta. Lambat laun, semakin banyak orang mulai mengenal nama ‘Kina’ dan hal tersebut memantapkan dirinya untuk membuka studio mal pertamanya di Lippo Mall Puri pada 2020. 

Namun, seperti yang kita ketahui, 2020 adalah tahun di mana seluruh dunia dipaksa untuk berdiam diri di rumah. Dengan studio pottery yang hanya bisa dilakukan di tempat, tentu ini menjadi kesulitan bagi Krisna dan tim Kina. Tapi, menurut Krisna, cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah untuk tetap konsisten.

Kekonsistenan ini yang menjadi kunci bagaimana Kina Art Studio bisa bertahan melalui badai pandemi, hingga akhirnya bisa membuahkan cabang baru di Lippo Mall Puri. 

Image via CONNX/Ilham Gunawan

Keramik itu ibarat kehidupan

Tidak ada keramik yang sama persis bentuknya. Sama halnya dengan hidup. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Meskipun mungkin kita merasa mirip dengan orang lain, tapi ada suatu hal yang membedakan diri kita dengan orang lain sehingga kita tidak bisa dikatakan sama. Ini tidak berlaku untuk parasnya saja, tapi dalam diri kita juga. Setiap orang melalui perjalanan yang berbeda. Ada yang asal mulanya mengalami kesulitan, ada juga yang harus menempuh berbagai cobaan hidup. Beberapa orang tumbuh untuk menjadi individu yang kuat. Tapi tidak sedikit juga yang retak karena tantangannya terlalu banyak. 

Layaknya manusia, keramik dan pottery juga memiliki cerita yang berbeda. Menurut Krisna, tidak ada kata ‘sempurna’ dalam pembuatan keramik. Setiap keramik yang dibuat oleh setiap orang berbeda, kita tidak bisa mencontek ide orang lain dan kalaupun kita melakukan hal itu, tentunya hasil akhirnya akan tetap berbeda. 

Image via CONNX/Ilham Gunawan

"Keramik yang kamu bikin itu ada ceritanya. Kamu lagi happy, lagi enggak, itu hasil karya yang kamu buat." Menurut Krisna. 

Setiap detail kecil yang ada dalam proses pembuatan pottery akan membuat perubahan yang besar. Setiap trimming, setiap potongan, sedikit saja, bentuknya sudah berubah lagi. Sama seperti butterfly effect yang ada dalam kehidupan. Setiap langkah, setiap keputusan yang kita ambil akan memberikan konsekuensi yang berbeda. Maka dengan itu, kita tidak perlu iri dengan kehidupan dan peristiwa orang lain. Justru, cari jalanmu sendiri. Find your own way. 

“Di hidup kan banyak proses. Sudah kesini, kita tidak bisa banyak menyesali, kita harus menerima. Seperti contohnya kelas kintsugi. Dari yang awalnya pecah menjadi bagus, menjadi bisa dinikmati menjadi art.” ungkap Krisna.

“Itu juga pembelajaran dirinya banyak. Gimana masa lalu kita harus bisa menerima semuanya. Tapi gimana caranya kita tumbuh dari masa lalu itu menjadi sesuatu yang baik sekarang.” lanjutnya. 

Image via CONNX/Ilham Gunawan

Kina, studio dan tempat bersanggah

Jangan pernah takut untuk mencoba. Itulah hal yang ingin disampaikan oleh Krisna. Kamu tidak perlu memiliki bakat untuk memulai hobi pottery. Dan itu yang menjadi makna mendasar dari didirikannya Kina Art Studio. Tempatnya itu menjadi tempat belajar, dan tidak ada kata ‘salah’. Mungkin, di beberapa bidang lain, kesalahan adalah bagian dari pembelajaran. Tapi di pottery, tidak ada yang namanya kesalahan. Everyone is perfect in their own way. 

Karena Kina Art Studio lebih dari sekedar studio pottery. Tempat pembelajaran itu menjadi sarana meditasi juga, tempat untuk beristirahat dari hiruk pikuknya dunia. Kalau kamu ada waktu, coba mampir ke studio mereka. Berlokasi di Senayan Park dan Lippo Mall Puri, jangan ragu untuk masuk dan mencoba membuat keramik pertamamu. Siapa tahu, pottery adalah hobi terpendam milikmu yang belum tergali. 

Image via CONNX/Ilham Gunawan