Nicolas Vandenelsken, pria Prancis berusia 30 tahun, berlari 100 maraton dalam beberapa hari untuk meningkatkan kesadaran akan jejak karbon yang ditinggalkan oleh acara-acara olahraga besar. Orang yang menyebut dirinya sebagai "petualang lingkungan" itu telah melintasi sepuluh wilayah sejak dia memulai maratonnya pada 3 September 2022. 

"Saya melakukan pada tubuh saya apa yang kita lakukan pada planet ini," jelas Nicolas Vandenelsken, saat dia mencapai Paris dalam maraton ke-84.

Vandenelsken, yang meminta dokter memeriksa kebugarannya sebelum berangkat, mengatakan bahwa "dengan kekuatan mental dan pelatihan saya, saya dapat melewati ini".

Namun dia menambahkan: "Saya tidak akan menyarankan siapa pun untuk berlari 100 maraton dalam 100 hari, karena saya menduga saya akan merasakan dampaknya pada persendian saya dalam waktu lima atau 10 tahun kedepan."

Rencana perjalanan maraton sepanjang 42,2 kilometernya menyerupai gambar hati jika dilihat di peta Prancis.

100 kota di 11 wilayah dan 49 departemen Prancis dipersiapkan untuk menyelenggarakan maraton ini. Sepanjang perjalanan, Vandenelsken - yang merupakan aktivis di dua organisasi yang didedikasikan untuk kesadaran iklim dalam olahraga seperti Uni-Vert Sport - telah bertemu dengan anak-anak, organisasi nirlaba, dan petani untuk mengingatkan mereka akan krisis iklim.

Image via Uni-Vert Sport

Di Paris, dia mengadakan pertemuan dengan Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera, di mana Vandenelsken mengatakan kepadanya, "Olahraga adalah pengungkit yang luar biasa untuk menjangkau jumlah maksimum orang."

Nicolas Vandenelsken dulu pernah bekerja di sektor acara olahraga sebelum meninggalkannya: "Saya tidak melihat ada gunanya bekerja untuk acara yang berfungsi untuk mempromosikan brand dan mendorong konsumsi berlebihan," jelasnya.

"Kami melakukan segalanya untuk mengurangi jejak karbon kami. Peralatan saya diangkut dengan sepeda, bahkan situs web kami dioptimalkan dengan mempertimbangkan tujuan ini," katanya dalam wawancaranya kepada France Info.

Olahragawan itu juga seorang vegetarian: "Penting juga bagi saya untuk menunjukkan bahwa Anda bisa menjadi vegetarian, mengurangi konsumsi daging sambil melakukan upaya fisik yang konsisten setiap hari."

Vandenelsken mengatur waktu larinya bertepatan dengan Piala Dunia sepak bola di Qatar yang telah dikritik karena, antara lain, jejak karbonnya. Namun dia mengatakan kalau kekhawatirannya terhadap iklim melampaui satu acara besar saja. 

"Semua organisasi besar ini harus berpikir terlebih dahulu untuk menghormati integritas alam sebelum memikirkan bisnis olahraga, sebelum memikirkan uang," katanya.

Di antara langkah-langkah konkret yang dia harapkan akan diambil oleh pemangku kebijakan, Vandenelsken mengatakan dia ingin melihat kuota transportasi untuk acara-acara besar seperti balap sepeda Tour de France, dan merenovasi infrastruktur olahraga yang sudah ada daripada membangunnya dari awal.

Pada 10 Desember, maraton terakhirnya akan membawanya ke kota Valenciennes di Prancis utara.

 

Sumber: The Jakarta Post, The Local, RFI