Pabrikan mobil China, Nio, baru saja memamerkan terobosan teknologinya dengan mengenalkan baterai terbaru yang diklaim mampu menempuh jarak 10.000 km dalam satu kali pengisian daya. Nio menunjukkan performa unggul baterainya melalui uji coba nyata, di mana CEO Nio, William Li, mengemudikan mobil listrik Nio ET7 selama 14 jam non-stop dalam perjalanan sejauh 1.044 km yang ditayangkan secara live streaming.

Dalam pernyataannya setelah uji coba tersebut, Li mengungkapkan bahwa Nio ET7 berhasil menyelesaikan perjalanan tanpa perlu pengisian daya ulang, dengan kondisi baterai tersisa 3% saat tiba di tujuan. Mobil ini ditenagai oleh baterai berkapasitas 150 kWh, yang diklaim memiliki tingkat kepadatan tertinggi di antara baterai mobil listrik yang tersedia saat ini, menjadikannya memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan dengan pesaingnya.

Nio berencana untuk memulai produksi massal baterai ini mulai April 2024. Namun, harga baterai ini cukup tinggi, mencapai US$42.100 atau sekitar Rp 647,9 juta. Meskipun harganya mahal, Nio mengadopsi strategi yang unik dengan menawarkan skema pembelian mobil listrik tanpa baterai, yang memungkinkan konsumen membayar biaya langganan bulanan untuk mengakses jaringan SPKLU (Stasiun Penggantian Kepala Baterai Luar) milik mereka.

Nio memiliki lebih dari 2.000 titik lokasi SPKLU di seluruh China, di mana konsumen dapat mengganti baterai yang habis dengan baterai yang sudah terisi penuh. Sistem penggantian baterai ini diklaim lebih cepat dibanding pengisian menggunakan fast charging, hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit. Dengan terobosan ini, Nio terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam teknologi dan layanan swaping baterai mobil di industri otomotif.