Menjadi seorang wiraswasta bukanlah hal yang mudah. Selain harus memikul tanggung jawab yang besar, kamu juga harus mampu menghadapi banyak tantangan yang mungkin akan datang dalam perjalanan membangun bisnismu. Namun demikian, ada beberapa kualitas yang dapat membantumu menjadi wiraswasta yang sukses.

Kamu akan segera melihat sesuatu tentang beberapa kualitas ini: Mereka adalah paradoks. Mereka tampak kontradiktif pada pandangan pertama. Tapi itulah hidup. Seperti halnya kewirausahaan, hidup ini berantakan, rumit, dan seringkali penuh dengan pelajaran yang saling bertentangan. Triknya adalah menerima bahwa dua hal yang tampaknya berlawanan bisa menjadi kenyataan pada saat yang bersamaan. Setelah kamu menerimanya, kamu membiarkan diri kamu untuk beradaptasi sesuai kebutuhan.

1. Jangan jadi membosankan, tapi fit in dengan lingkungan

Sebagai wiraswasta atau entrepreneur, kita perlu menyadari bahwa memulai bisnis tidak akan langsung membuat kita istimewa dengan sendirinya. Ada jutaan wiraswasta dan pengusaha di luar sana. Tugas kita adalah untuk menonjol dari keramaian dan membuat orang mengingat perusahaan kita. Untuk alasan ini, kita tidak boleh menjadi sosok yang membosankan.

Ambil contoh Elon Musk. Mengapa dia tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk beriklan di Tesla? Karena dia tidak perlu melakukannya. Dia menarik semua perhatian yang dia butuhkan untuk mereknya hanya dengan imajinasi yang memikat dan melalui media massa. Baik kamu menyukai dirinya atau tidak, kita tidak dapat menyangkal kalau Elon bukan merupakan seseorang yang membosankan.  

Jika kamu bukan Elon, cara termudah untuk membuat orang melirikmu dan perusahaanmu adalah melalui acara perusahaan yang kamu buat. Baik itu peluncuran produk atau pesta liburan tahunan untuk investor dan karyawan, kamu perlu membuat acara ajaib yang membuat orang berbicara.

Menjadi orang yang memiliki kepribadian menarik akan membuatmu menonjol dari keramaian. Tetapi pada saat yang sama, kamu tidak ingin menjadi sombong. Orang ingin melihat seseorang yang mereka bisa merasa terhubung dengan mereka, meskipun pada level yang sedikit lebih tinggi. Kesamaan melahirkan rasa suka. Dan untuk alasan ini, kamu harus rendah hati dan mudah didekati.

Pikirkan semua pemimpin hebat yang kamu kagumi. Meskipun mereka tidak diragukan lagi adalah orang-orang istimewa dengan kualitas luar biasa, kamu juga melihat sebagian dari diri kamu di dalam diri mereka, seperti halnya jutaan orang lainnya. Dengan cara ini, mereka seperti cermin. Jika mereka begitu eksentrik sehingga orang tidak bisa berhubungan dengan mereka, orang tidak akan mau berada di dekat mereka.

2. Jangan jadi lambat, tapi jangan terburu-buru

Salah satu kualitas pertama yang kita sering lihat pada orang sukses adalah mereka tidak pernah lambat atau terlambat. Kebanyakan pengusaha bangun sebelum fajar.

Tapi, meskipun begitu jangan juga jadi terlalu terburu-buru. Terlihat terburu-buru atau panik membuat kamu terlihat amatir dan lepas kendali. Pengusaha paling sukses berhasil membuat hidup mereka terlihat mudah.

Sama seperti aturan ini berlaku dalam kehidupan sehari-harimu sebagai seorang founder, aturan ini juga berlaku dalam perjalanan kewirausahaan makro yang kamu jalani. Jangan terlambat atau malas dalam memulai bisnismu.

Kamu tidak pernah ingin terlambat saat mendirikan perusahaan, tetapi kamu juga tidak pernah ingin terburu-buru. Banyak sekali founder yang membuat kesalahan ini. Mereka mengira semua pertumbuhan adalah pertumbuhan yang baik. Namun pada kenyataannya, tidak semua pertumbuhan itu sama.

Pertumbuhan yang mudah hampir tidak pernah menguntungkan. Ada banyak penghargaan untuk "pertumbuhan blitz" di industri teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan sering dinilai berdasarkan kelipatan pendapatan, tetapi itu berubah pada tahun lalu dengan koreksi pasar yang besar.

3. Jadi orang yang tangguh, tapi jangan meremehkan orang lain

Pengusaha sukses itu tangguh. Entah itu Steve Jobs atau Elon Musk atau Henry Ford, mereka tidak takut menjadi ‘musuh’ dan sesekali menjadi “common enemy.”

Terlalu sering, pengusaha jatuh ke dalam perangkap keinginan untuk disukai. Tetapi ketika keadaan menjadi sulit, dan kamu adalah foundernya, kamu adalah orang yang dituju semua orang. Kamu harus menerima bahwa kamu tidak dapat membuat semua orang bahagia sepanjang waktu.

Kamu juga perlu mengetahui nilai yang kamu pegang dan berjuang untuk itu. Orang akan menyerang kamu jika kamu menetapkan margin terlalu tinggi, tetapi jika kamu merasa bahwa margin tersebut mencerminkan nilai yang kamu bawa, pertahankan. Jangan takut untuk tidak setuju dengan orang yang mengkritikmu. Mereka memiliki pandangan mereka, kamu memiliki pandanganmu sendiri. Biarkan pasar memutuskan siapa yang benar.

Meskipun demikian, kamu tidak boleh meremehkan orang lain, termasuk para pesaingmu. Jika kamu yakin dengan apa yang kamu tawarkan, maka persaingan adalah hal yang baik. Hal itu justru akan mempertajam pedangmu, dan membuatmu terlihat lebih baik.

Demikian pula, kamu tidak harus menghadapi setiap konflik. Kamu harus memilih dan memilih pertempuran yang sekiranya kamu bisa menangi. Terkadang pendekatan terbaik adalah menjauh dari masalah atau konflik dan berpura-pura kalau masalah itu tidak ada. Inilah yang diajarkan oleh orang-orang tabah kuno.

Stoikisme (ketabahan) adalah salah satu kualitas yang kamu lihat pada pemimpin hebat sepanjang sejarah. Ini adalah kemampuan untuk mengabaikan masalah karena kamu tahu masalah itu akan terselesaikan dengan sendirinya, dan dengan kamu memberikan perhatian kepada suatu masalah, kamu malah akan membuat masalahnya menjadi lebih besar dari yang seharusnya.

Waktumu itu berharga. Ketika kamu menaruh perhatianmu pada sesuatu, itu akan menyebabkan hal itu, apakah itu masalah atau peluang, untuk berkembang. Jadi, lebih baik arahkan perhatianmu ke hal-hal positif daripada hal-hal negatif.

Apakah peraturan-peraturan yang telah dipaparkan diatas itu banyak yang bertentangan? Iya, tapi itulah kenyataannya. Sebagai seorang wirausahawan, kamu harus dapat berputar di antara kebenaran yang bersaing. Jangan pernah terlalu kaku dalam segala hal. Biarkan hidup dan gaya kamu menjadi paradoks. Paling tidak, ini akan membuat kamu kurang dapat diprediksi oleh para pesaing dan lawan.

 

Sumber: Entrepreneur