Kalau kamu suka bermain game, mungkin kamu suka takut merasa kalau mata kamu bisa rusak karena menatap layar terus. Tidak hanya terbatas kepada bermain game saja, sekarang ini dengan zaman semakin modern penggunaan waktu layar kita juga bertambah. Hal tersebut tentu dapat merusak mata. Selain minus mata bisa menambah, penggunaan layar yang terus menerus juga dapat merusak mata, bahkan menyebabkan penyakit kalau sampai terlalu parah. Sayangnya sulit untuk mengetahui kalau kita punya penyakit mata atau tidak kecuali memang kita sengaja pergi ke dokter untuk memeriksanya.

Image via Pexels

Sebuah Universitas dari Jepang mencoba untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sendai Television dan Fakultas Kedokteran Universitas Tohoku bekerja sama dalam membuat game yang bernama Meteor Blaster, game berbasis web dengan genre shooting yang dirancang untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal glaukoma, penyebab utama kebutaan permanen di Jepang. Game itu gratis dimainkan dan bahkan dapat mengubah hidup seseorang, karena kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap awal.

Dengan glaukoma, penyakit mata yang merupakan kerusakan pada saraf optik, pasien sering tidak menyadari kalau mereka mengidap penyakit itu hingga sulit untuk tertolong.

Itulah sebabnya para peneliti di Jepang bergabung untuk menciptakan cara sederhana untuk menemukan masalah optik itu sejak dini dan dengan cepat tanpa harus mengunjungi dokter. Hanya dalam waktu lima menit, orang yang bermain Meteor Blaster akan dapat mengetahui apakah mereka berisiko terkena glaukoma.

Image via DesignTaxi/Tohoku University

Game ini menilai reaksi pemain terhadap objek dan, dalam lima menit, menyajikan laporan yang terbagi menjadi 16 bagian, dengan kinerja untuk setiap tolok ukur dinilai dari satu hingga lima. Skor satu adalah skor sempurna, alias kamu mempunyai mata yang sangat sehat. Tetapi pemain dengan skor lima didorong untuk berkonsultasi dengan ahli. Evaluasi singkat itu dapat membawa implikasi transformatif.

Profesor Toru Nakazawa, salah satu pengembang game Meteor Blaster, mengatakan bahwa ada sekitar 4,65 juta orang di Jepang yang menderita glaukoma, ”tetapi sekitar 90% tidak pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya”. Pemeriksaan mata cepat di rumah dapat mengarah mereka untuk melakukan diagnosis dini di rumah sakit dan mengobati penyakit itu sebelum tambah parah. 

 

Sumber: DesignTaxi