Bank Dunia telah memberi pendanaan di bidang kesehatan pada Indonesia senilai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 39 triliun hingga Juni 2023. Angka ini meningkat dari jumlah pendanaan pada 2019 yang senilai US$ 150 juta.

Dilansir dari Goodnewsfromindonesia, Jumat (15/9/2023), Presiden Bank Dunia Ajay Banga yang mengunjungi Indonesia pada 7 September 2023 di Banten, mengatakan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi mitra terbesarnya, tetapi juga berpotensi meningkat hingga dua kali lipat.

Banga mengatakan bahwa peningkatan biaya kesehatan tersebut dapat direalisasikan apabila seluruh rencana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperoleh persetujuan dewan dan pemerintah.

Rincian dana untuk program penguatan sistem kesehatan dasar di antaranya adalah penguatan penanganan Covid senilai 750 juta dolar AS dan penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) senilai 400 juta dolar AS. Termasuk juga di dalamnya ada program Indonesia-Supporting Primary Health Care (ISPHERE) berupa pinjaman sebesar 150 juta dolar AS kepada Indonesia. Selain itu, ada pula program penanganan stunting (INEY) yang sudah berjalan sejak 2018 dengan total pendanaan 400 juta dolar AS.

“Saya sangat terpukau dengan kemajuan penanganan tengkes (stunting), dari 30,8% (pada 2018) turun jadi 21,6% (pada 2022) dan Anda menargetkan sampai 24%,” katanya.

Menggarisbawahi satu hal yang membedakan Indonesia dalam menangani persoalan stunting, yang bisa dipelajari dunia internasional adalah kesukarelawanan. Hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat yang secara sukarela berbagi pengetahuan dan mendampingi ibu hamil.