Get the Connx App

Click here to learn more

connx-coin 50

by Connx ● January 30, 2023

Sosok: Gilang A. Fauzi - To promote and foster a sustainable and responsible tourism culture

● Entrepreneur 5.0 0 1,5k bm-ic share-ic

Idealisme, nasionalisme, kapitalisme, semuanya didasarkan pada pemikiran, atau -isme. Akhiran -isme berasal dari bahasa Yunani -ismos, Latin -ismus, Prancis Kuno -isme, dan Inggris -ism. Akhiran ini menandakan suatu paham, ajaran, atau kepercayaan. Inilah makna di balik nama Travelxism, sebuah perusahaan yang berdiri tahun 2019 yang bergerak di sektor pariwisata dengan basis ingin menjalankan visi sustainable tourism. Lebih dari sekedar perusahaan travel guide & tour, Travelxism terlahir dari keinginan untuk menjaga lingkungan dan mempromosikan konsep pariwisata yang bertanggung jawab.  

Bermula dari hobi

Awalnya, Travelxism bukan merupakan suatu perusahaan, melainkan blog dan vlog pribadi yang dijalankan oleh Gilang A. Fauzi, Founder & CEO perusahaan sustainable tourism tersebut. Seiring berjalannya waktu, Gilang menyadari kalau hobinya untuk travelling ini bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih baik lagi, lebih besar lagi. 

Gilang memang sebelumnya bekerja di bidang pariwisata, tepatnya di Indonesia Travel Signature, yang berbasis di Jakarta. Pada 2016 dia melanjutkan studi S2 di Australia, tapi ketika dia akan kembali ke Tanah Air, ada kabar kalau majalahnya tidak dilanjutkan. Dari situlah dia mencoba untuk memulai blog dan vlog pribadinya, dengan tujuan untuk mencatat perjalanan dia ke berbagai tempat sekaligus mendapatkan pendapatan sebagai content creator. Tapi, seperti namanya, Travelxism tampaknya ditakdirkan untuk menjadi lebih dari itu. 

Image via Travelxism

Ketika dia sedang bepergian ke Bali pada tahun 2018, dia melihat kalau sampah yang dibuang akibat mass tourism atau turisme masal ini ternyata sangat banyak, dan menggunung. Meskipun turisme dapat membawa dampak yang positif bagi perekonomian daerah dan negara, seringkali banyak yang melupakan kalau ia juga bisa membawa dampak yang kurang positif, seperti rusaknya lingkungan. 

Concern yang muncul dari perjalanannya ke Pulau Dewata itu menjadi salah satu alasan untuk mengubah Travelxism dari kepentingan pribadi untuk sesuatu yang memberikan dampak kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. 

Dari menghindari menggunakan bahan plastik hingga virtual tour

Tentu dalam mencoba untuk menjalankan visi sustainable tourism itu banyak langkah yang dilakukan Travelxism. Mungkin langkahnya yang paling sederhana adalah untuk menghindari menggunakan botol sekali pakai dan menganjurkan peserta travel tournya untukn membawa tumblr sendiri. Travelxism bahkan sampai mempersiapkan galon air untuk peserta sehingga mereka bisa mengisi air minum sendiri dan tidak perlu membeli. 

Langkah lainnya? Travelxism selalu mencoba untuk memberikan sesuatu kepada lingkungan dan masyarakat. Dari menanam mangrove di travel tour-nya hingga melibatkan masyarakat daerah setempat dalam suatu strategi yang Gilang sebut sebagai circular economy, dirinya dan tim Travelxism selalu mencari berbagai cara agar liburan itu tidak hanya menjadi sekedar liburan, harus ada aktivitas bermanfaat yang bisa mereka lakukan.

Image via Travelxism

Selain mempromosikan sustainable tourism, Travelxism juga mencoba untuk terbuka terhadap masyarakat dari berbagai kalangan. Seperti yang kita ketahui, untuk bisa melakukan travelling ke kota lain atau bahkan luar negeri adalah aktivitas yang membutuhkan kondisi fisik yang sehat, yang demikian tidak dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki disabilitas. 

Maka dengan itu, Travelxism menghadirkan virtual tour, kesempatan untuk mengunjungi berbagai kota di dunia dari kenyamanan kursi sofa ruang tengah kita. Mungkin banyak dari kita yang bertanya, “Untuk apa travelling kalau cuma melihat lewat layar?” Jangan salah. Mungkin kamu adalah orang yang beruntung, tapi ada beberapa dari kita yang tidak memiliki kesempatan untuk bisa berkunjung ke kota atau negara lain karena disabilitas yang dimiliki. Dengan adanya virtual tour yang bisa dialami lewat Zoom atau platform online lainnya, Travelxism membuka pariwisata untuk semua. 

Contoh Virtual tour ke Jepang menggunakan Zoom (Image via Travelxism)

Dari titik terendah hingga bangkit kembali

Sebagai perusahaan yang berdiri tahun 2019, bisa dibilang merupakan keberuntungan yang sangat jelek ketika pandemi Covid-19 melanda satu tahun kemudian. Sebagai bisnis yang bergerak di sektor pariwisata, 2020 menjadi tahun yang kelam untuk Gilang dan Travelxism

“Bagaimana caranya untuk bisa tetap bisa bertahan?” ujar Gilang. Pertanyaan itu tentu menjadi sesuatu yang ia pikirkan setiap hari selama 2020. 

Ternyata, virtual tour yang sekarang menjadi salah satu paket tur yang ditawarkan menjadi salah satu penyelamat Travelxism sehingga bisa melalui badai pandemi. Di tahun di mana orang-orang tidak bisa bepergian, banyak orang beralih ke virtual tour untuk tetap bisa mendapatkan pengalaman bepergian dan liburan. 

Selain itu, beberapa bidang usahanya yang seharusnya berfokus pada event offline harus dialihkan menjadi online, seperti program pelatihan-pelatihan yang juga ia jalankan.

Contoh pelatihan yang dilakukan Travelxism (Image via Travelxism)

“Jadi shifting inovasi dan shifting market itu sangat penting sih. Sama differ product diversity itu cukup penting. Jadi ga hanya satu produk aja.  Satu produk mati, yowis, mati.” menurut Gilang. 

Berkat inovasi itu, dia bisa melewati 2020, 2021, dan 2022 di mana Travelxism masih bisa berdiri. Kini, dengan tahun 2023 baru saja dimulai, tentu akan menjadi lembaran baru yang optimis untuk Gilang dan Travelxism

Makna Travelxism dan visi kedepannya

Bagi Gilang, Travelxism adalah tempat baginya untuk belajar dan bereksperimen. Sebagai seseorang yang mengemban pendidikan S2 di Development Studies, Travelxism menjadi tempat di mana dia bisa menerapkan secara langsung ilmu yang ia pelajari.

Menurutnya, di Indonesia sudah banyak orang yang aktif bergerak untuk menerapkan konsep sustainability ini. Tapi, masih butuh partisipasi dari semua orang dan semua pihak untuk mengedukasi masyarakat agar mereka benar-benar paham betul soal konsep keberlanjutan dan bisa menerapkan konsep itu dalam kehidupan sehari-hari mereka, tidak hanya ketika bepergian dalam pariwisata saja.  Karena menurutnya, kita masih bisa mengembangkan lagi publikasi soal konsep sustainable atau berkelanjutan ini, sehingga semua orang bisa berada di halaman yang sama untuk menjaga lingkungan yang kita tinggali ini. 

Image via CONNX/Fauzan Syuhada

Gilang juga berharap kalau dirinya dan Travelxism dapat terus mengembangkan inovasi terbaru di sektor pariwisata, khususnya apakah mereka bisa menciptakan inovasi baru untuk bisa terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. 

Pentingnya konsep hidup berkelanjutan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tidak boleh diabaikan. Ini bukan hanya penting untuk lingkungan dan masa depan kita, tetapi juga untuk memastikan kesejahteraan generasi mendatang. Tidak hanya Gilang dan Travelxism saja yang bertanggung jawab, kita semua bertanggung jawab untuk menerapkan konsep keberlanjutan dalam keseharian kita dan memastikan masa depan yang baik bagi generasi berikutnya.

Beri rating artikelnya!

Seberapa puaskah kamu?

coin

Selamat kamu berhasil dapetin Connx Coin! Terus explore untuk mendapatkan Coin lebih banyak!