Sepertinya tahun ini banyak sekali kasus kebocoran data. Tidak hanya di Indonesia, sekarang Samsung juga melaporkan kalau data pribadi para pengguna gawai Samsung di Amerika telah diretas.

Pada 2 September, Samsung memberi tahu penggunanya kalau telah terjadi insiden "keamanan siber" pada akhir Juli, yang ditemukan pada 4 Agustus, dimana hal tersebut mengakibatkan kebocoran informasi pribadi termasuk "nama, kontak dan informasi demografis, tanggal lahir, dan informasi registrasi produk." Perusahaan meyakinkan pengguna Samsung bahwa kebocoran data tersebut tidak mempengaruhi jaminan sosial atau nomor kartu kredit yang disimpan dalam sistem.

Image via Unsplash

Juru bicara Samsung Chris Langlois mengatakan kepada TechCrunch melalui email bahwa data demografis yang bocor tersebut terkait dengan informasi pelanggan yang digunakan untuk pemasaran dan iklan, tapi mereka tidak menjelaskan data apa saja yang mencakup hal ini. Langlois menambahkan bahwa data data registrasi, yang disediakan oleh pelanggan untuk mengakses informasi dukungan dan garansi, termasuk tanggal pembelian produk, model, dan ID perangkat.

Langlois menolak untuk mengatakan berapa jumlah pengguna yang terdampak atau memberi alasan kenapa membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk memberi tahu pengguna Samsung mengenai kebocoran data tersebut.

Insiden ini juga bukan pertama kalinya Samsung mengalami kasus kebocoran data, bahkan di tahun 2022 pun Samsung pernah mengalami kasus serupa. Pada bulan Maret, perusahaan teknologi tersebut mengumumkan kalau ada kelompok peretas yang mengekspos data internal perusahaan yang berdampak pada smartphone seri Galaxy.

Image via Unsplash 

"Meskipun penyelidikan sedang berlangsung, kami ingin memberitahu pelanggan kami untuk membuat mereka mengetahui perihal masalah ini karena kami memahami betapa pentingnya privasi mereka," tutur Langlois.

Perusahaan tersebut menekankan bahwa mereka telah mengambil langkah untuk menjaga sistemnya dan juga telah membawa firma keamanan siber pihak ketiga untuk menangani kasus ini. Samsung juga mengatakan kalau mereka juga berkoordinasi dengan pihak hukum. 

 

Sumber: Mashable, TechCrunch