Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa berjalan kaki minimal 4.000 langkah sehari dapat mengurangi risiko kematian dini secara signifikan. Dalam studi tersebut juga disebutkan bahwa semakin banyak berjalan kaki setiap harinya, semakin baik efeknya bagi kesehatan.

Studi bertajuk ‘Association Between Daily Step Count and All-Cause and CV Mortality’ yang 10;diterbitkan pada hari Kamis (10/8) dalam ‘European Journal of Preventive Cardiology’ mengungkapkan hubungan antara jumlah langkah berjalan kaki dengan penyebab kematian akibat penyakit jantung. Penelitian ini dilakukan oleh Tim Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins dan Universitas Kedokteran Lodz, Polandia yang dipimpin oleh Maciej Banach. 

Merujuk pada cnnindonesia.com, penelitian ini dilakukan sebanyak 17 kali di Australia, Jepang, Norwegia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat dengan melibatkan sekitar 227.000 partisipan. Diketahui rata-rata partisipan penelitian tersebut berusia 64 tahun.

Dalam studi tersebut ditemukan bahwa berjalan kaki setidaknya 3867 langkah sehari dapat mengurangi risiko kematian, dan 2337 langkah sehari mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

"Semakin banyak langkah yang Anda jalani, semakin baik efeknya pada kesehatan Anda, dan setiap peningkatan langkah sebanyak 500-1000 langkah per hari dapat dikaitkan dengan penurunan angka kematian yang signifikan," tulis Maciej Banach dalam jurnalnya, dikutip dari laman cnnindonesia.com.

Penemuan studi ini berlaku untuk pria dan wanita, tanpa memandang usia, dan tanpa memandang iklim tempat tinggal. Selain itu, studi tersebut menunjukkan bahwa hanya dibutuhkan 4.000 langkah sehari untuk mengurangi kematian secara signifikan dari penyebab apa pun atau bahkan akibat penyakit kardiovaskular.

“Di dunia di mana kita memiliki lebih banyak obat yang lebih canggih untuk menargetkan kondisi tertentu seperti penyakit kardiovaskular, saya yakin kita harus selalu menekankan bahwa perubahan gaya hidup, termasuk pola makan dan olahraga, yang merupakan pahlawan utama dalam analisis kami, mungkin setidaknya sama, atau bahkan lebih efektif dalam mengurangi risiko kardiovaskular dan memperpanjang usia,” tambah Banach, dikutip dari laman escardio.org