Setelah pandemi Covid-19 berakhir, mungkin kita memprediksi bahwa tempat wisata atau tempat publik menjadi ramai dan hidup kembali. Namun, tampaknya hal ini tidak berlaku pada mal karena semakin sepi setelah pandemi Covid-19. Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) pun menjelaskan mengapa hal ini terjadi. 

Mal-mal di Jakarta dilaporkan semakin sepi pengunjung karena mereka tak memberikan pengalaman khusus kepada pengunjung. Setelah pandemi Covid-19 usai, pengunjung lebih mencari pengalaman, misalnya seperti makan. "Memang rata-rata di beberapa area, mungkin mal-mal yang lebih banyak tempat makannya, lebih cepat recovery dibanding 2019," jelas Kantoro selaku pengurus APPBI yang dilansir dari CNN Indonesia.

Pengalaman ini dicari oleh pengunjung karena mereka tak lagi mencari barang saja. Tak hanya makan, tempat seperti arena bermain atau kafe juga menjadi incaran bagi para pengunjung. Maka dari itu, jika sebuah mal hanya mengedepankan toko, maka pengunjung akan kurang merasakan pengalaman yang berkesan dan memorable di sana karena hal itu lah yang membuat mal bertahan dan semakin ramai.

Sementara itu, APPBI melihat bahwa perilaku belanja pengunjung masih sama seperti sebelum pandemi Covid-19. Banyak dari mereka yang membeli barang secara spontan dan tanpa rencana. "Orang Indonesia masih 'eh ke mal yuk, jalan-jalan'. Udah jalan-jalan 'eh ada sepatu, eh ada ini'. Kemudian akhirnya jadi belanja lebih banyak," ujar Kantoro. Penjualan di mal juga diprediksi akan meningkat 10% di semester 2 tahun ini karena akan ada banyak hari libur nasional.