Get the Connx App

Click here to learn more

connx-coin 45

by Connx ● July 18, 2023

Mengulik persamaan dan perbedaan Malam Satu Suro dan Malam Satu Muharram

● History 5.0 0 900x bm-ic share-ic

Ada sebuah tradisi masyarakat Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram, yakni malam 1 Suro. Tahun ini, 1 Suro atau 1 Muharram akan jatuh pada Rabu (19/7) besok. Artinya, Selasa (18/7) petang ini sudah memasuki malam 1 Muharram atau malam 1 Suro.

1 Suro merupakan penanda awal bulan pertama dalam kalender Jawa. Begitu pula dengan 1 Muharram yang menandakan awal bulan pertama kalender Islam atau Hijriah. Dilansir dari laman korankaltim.com, peringatan 1 Suro yang juga bertepatan dengan 1 Muharram dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam.

Meski diperingati dalam waktu yang sama, namun terdapat perbedaan diantara dua momentum tersebut.

Tanggal 1 Muharram dan 1 Suro merujuk pada sistem penanggalan yang sama, yaitu tahun Hijriah. Merujuk pada laman liputan6.com, tanggal 1 Muharram merupakan waktu Rasulullah ketika hijrah dari Mekah ke Madinah. 1 Muharram juga merupakan waktu dimana pihak keraton pertama kali memperkenalkan kalender Islam kepada masyarakat Jawa.

Bulan Muharram dianggap sebagai bulan yang istimewa dan berpahala tinggi bagi umat Muslim sehingga umat Muslim mengistimewakan bulan Muharram secara keseluruhan, bukan hanya tanggal 1 Muharram saja. Berbeda dengan masyarakat Jawa yang lebih mengistimewakan malam 1 Suro daripada hari-hari lainnya dalam bulan Suro. 

Amalan yang dilakukan masyarakat Jawa dalam memperingati 1 Suro tentu berbeda dengan amalan yang dilakukan umat Islam untuk menyambut 1 Muharram. Pada malam 1 Suro, masyarakat Jawa meyakini adanya hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada waktu tersebut seperti menggelar hajatan, keluar rumah, hingga berbicara. Mereka percaya bahwa jika mereka melanggar hal ini, mereka akan didatangkan kesialan.

Disamping adanya larangan tersebut, masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya melakukan ritual “Mubeng Beteng” pada malam 1 Suro. Ritual ini dilakukan dengan mengelilingi benteng Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan melakukan semedi sebagai refleksi diri. Selama melakukan ritual ini, masyarakat tidak diperkenankan berbicara. Selain tradisi Mubeng Beteng, terdapat tradisi lain seperti tradisi kungkum, kirab kerbau bule, laku bisu, sedekah merapi, dan lain sebagainya.

Berbeda dengan tradisi masyarakat Jawa, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa pada bulan Muharram. Mengutip dari laman liputan6.com, sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabarani menjelaskan bahwa “seseorang yang berpuasa sehari di bulan Muharram akan mendapatkan pahala puasa selama 30 hari.” Hal ini menegaskan bahwa melaksanakan puasa sepanjang bulan Muharram dapat memberikan pahala besar. 

Dalam bulan Muharram, terdapat dua puasa yang diniatkan secara khusus, yakni puasa Tasua yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram dan puasa Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Melaksanakan kedua puasa ini dianggap dapat menghapus dosa-dosa masa lalu. Meskipun demikian, para jumhur ulama menyatakan bahwa puasa pada tanggal 1 Muharram boleh dilakukan dengan diniatkan untuk melakukan puasa sunnah diluar puasa Tasua dan puasa Asyura.

Beri rating artikelnya!

Seberapa puaskah kamu?

coin

Selamat kamu berhasil dapetin Connx Coin! Terus explore untuk mendapatkan Coin lebih banyak!