Get the Connx App

Click here to learn more

connx-coin 50

by Connx ● August 23, 2022

Kisah BBM dari yang Teratas Menjadi yang Tertindas

● Tech 5.0 0 3,7k bm-ic share-ic

Pada 31 Mei 2019, layanan messaging Blackberry Messenger, atau lebih sering disebut BBM resmi ditutup. Dulu ia pernah menjadi messenger yang paling terbaik. Hampir semua orang menggunakannya. Tapi seiring berjalannya waktu, dan semakin berkembangnya teknologi banyak orang yang mulai meninggalkan BBM dan beralih ke aplikasi lain . 

Mari kita kilas balik bagaimana cerita BBM dari awal ia terbang sampai jadi hilang seperti sekarang. Here we go!

Foto yang dibagikan oleh BBM ketika menutup layanannya pada 31 Mei 2019 (Image via Blackberry Messenger)

From Zero to Hero

Orang yang menjadi pencetus pertama lahirnya Blackberry Messenger itu adalah seorang pria dari lulusan University of Waterloo jurusan Geologi, Gary Klassen. Gary bekerja di Blackberry sebagai Principal Architect, dimana ia mencetuskan sebuah gagasan platform pesan singkat untuk produk-produk smartphone yang berasal dari Kanada itu.

Ketika pertama kali diluncurkan (1 Agustus 2005), hanya beberapa ratus orang yang mengunduh aplikasi tersebut, sehingga Klassen khawatir gagasannya tersebut tidak akan berhasil. Karena kekhawatirannya tersebut, Klassen dan timnya kemudian mempromosikan BBM di komunitas tertentu dan membawa platform tersebut ke  masyarakat luas. Tak heran strategi pemasarannya  berhasil menarik minat banyak orang untuk akhirnya menggunakan platform messaging tersebut.

Lalu, apakah kamu tau kalau sebelum  platform gratis ini disebut BlackBerry Messenger, ia pernah disebut QuickMessenger?. Tapi, nama itu diubah namanya tak lama kemudian oleh rekan Klassen yang bernama Jeremy Kettle.

BBM memiliki sifat pesan PIN-to-PIN, di mana untuk saling berhubungan setiap pengguna harus memasukan nomor PIN. BBM juga memiliki status D (delivered) dan R (read) setiap mengirimkan pesan ke orang. Fitur ini menjadikan BBM sebagai pionir dalam aplikasi pesan instan real-time. Saat itu sebagian besar masih menggunakan PC (personal computer) untuk mengirimkan pesan, seperti melalui Yahoo Messenger atau platform lainnya yang ada pada waktu itu. Biaya yang rendah ditambah dengan bandwidth rendah, dengan pengiriman instan sebagai cherry on top-nya adalah rahasia kesuksesan BBM.

Image via The Verge

Setelah berusia 6 tahun sejak diluncurkan, BBM telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan BlackBerry. Perlu dicatat bahwa pada tahun 2011, Blackberry menghasilkan laba terbesar yang pernah ada, mencapai $ 19,9 miliar atau setara dengan Rp 279 triliun.

Tak heran jika BBM bisa memberikan kontribusi pendapatan yang begitu besar. Pada dasarnya, jumlah pengguna aktif saat itu mencapai lebih dari 90 juta orang di seluruh dunia setiap harinya.

Hilangnya Masa Jaya Blackberry

Semakin teknologi berkembang dan mulai bermunculan layanan messaging lainnya seperti WhatsApp, LINE, KakaoTalk dan lain-lainnya, Blackberry harus memutar otak bagaimana cara agar pengguna BBM tidak beralih ke platform lain. Selain itu platform-platform lain tersebut tersedia untuk Android dan iOS, sedangkan BBM hanya bisa diunduh untuk pengguna Blackberry saja. Maka dengan itu, mereka juga memanfaatkan fungsionalitas yang tidak dikembangkan oleh BBM. Mereka menghadirkan aplikasi pesan lintas platform, sesuatu yang BBM tidak bisa lakukan. 

Terakhir, di penghujung tahun 2013, tepatnya pada 22 Oktober 2013 BlackBerry membuat gebrakan ketika BBM tidak lagi dibuat khusus untuk pengguna smartphone BlackBerry. Pengguna Android dan iOS juga dapat mengunduh, yang berarti semua orang bisa mengunduh aplikasi tersebut dan menggunakannya, meskipun mereka tidak memiliki ponsel Blackberry.

Seminggu setelah diluncurkan, BBM menambahkan 20 juta pengguna baru dan memiliki 80 juta pengguna aktif pada saat itu. Tetapi pada saat yang sama, WhatsApp telah mencapai 300 juta pengguna aktif, dimana angka tersebut meninggalkan BBM jauh di belakang.

Image via Unsplash

Waktu berlalu dan 2016 tiba. Perusahaan media Indonesia PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) telah memperoleh lisensi BBM senilai US$207,5 juta atau Rp2,9 triliun. Langkah tersebut sebenarnya dilakukan untuk memperluas pasar ekstensi, yang sebelumnya hanya aplikasi pesan singkat, menjadi forum untuk portal berita, hiburan, video, e-commerce, dan game.

BBM mulai menambah berbagai fitur-fitur baru seperti sekarang pengguna dapat menikmati berbagai konten melalui saluran BBM. Mereka juga dapat seperti mengirim pesan stiker, panggilan video, panggilan suara, dan lain-lain. Pengguna juga dapat membayar tagihan melalui aplikasi BBM yang bekerja sama dengan startup fintech DANA.

Tetapi  semua ini tidak dapat meningkatkan reputasi BBM lagi. Seperti yang disebutkan pertama kali oleh BBM, industri teknologi terus berkembang dan BBM kesulitan untuk mengikuti zaman. 

Rencana BBM dibeli EMTEK juga tidak berjalan mulus. Kerugian tetap datang. Setelah mengakuisisi BlackBerry Messenger, EMTEK mengalami kerugian sebesar Rp1,97 triliun pada 2018 karena merosotnya Goodwill.

Goodwill sendiri adalah aset tidak berwujud yang muncul ketika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan memasukkannya ke dalam grup perusahaan. Situasi ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa layanan messenger BBM akhirnya harus ditutup pada akhir Mei 2019. 

Begitulah kisah Blackberry Messenger, atau BBM. Dulu pernah berada di tingkat paling atas, namun pada akhirnya ia tertindas karena tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang sangat beringas. 

Beri rating artikelnya!

Seberapa puaskah kamu?

coin

Selamat kamu berhasil dapetin Connx Coin! Terus explore untuk mendapatkan Coin lebih banyak!