Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau masyarakat untuk hati-hati jika menerima telfon dari nomor yang tidak dikenal dan menanyakan status vaksin. Pasalnya, panggilan tersebut merupakan modus baru dimana nantinya ponsel korban akan diblokir dan data-data penting dalam telfon tersebut akan diretas.

Dilansir dari Kumparan, baru-baru ini beredar pesan berantai yang menceritakan soal panggilan dari nomor yang tidak dikenal dan menanyakan status vaksin. Diketahui penelpon tersebut mengaku bahwa dirinya merupakan pihak Kemenkes. Bila penerima telepon sudah vaksin maka tekan angka 1,  jika belum mendapat vaksin diminta menekan angka 2. Namun panggilan itu justru berujung pemblokiran ponsel, perbankan online hingga informasi mengenai akun keuangan.

"Mohon perhatian: Barusan rekan saya mendapatkan telepon yang mengaku dari Kemenkes dan menanyakan apakah dia sudah divaksinasi, jika sudah tekan 1, jika belum tekan 2. Akibatnya, dia menekan 1, dan telepon diblokir dan diretas dan semua data-data perbankan/online banking dibobol isi rekening dikuras habis," tulis seorang pengguna dalam unggahan di media sosial TikTok, dikutip dari Kompas.

Mengenai informasi yang beredar, Kemenkes melalui juru bicara vaksin Covid-19, dr. Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa pesan terkait panggilan telepon soal vaksinasi tidak pernah dilakukan oleh lembaga resmi Pemerintah Indonesia. Beliau menjelaskan, masyarakat akan mendapatkan sertifikat vaksin resmi dari pemerintah setelah melakukan vaksinasi yang dapat diakses melalui aplikasi dan situs PeduliLindungi. Kemenkes tidak pernah menanyakan apakah seseorang sudah divaksin melalui panggilan telfon.

Dengan demikian, Kemenkes mengingatkan agar masyarakat mewaspadai modus penipuan melalui telfon dan meminta warga menekan tombol nomor tertentu. Kemenkes mengingatkan risiko jika tetap melayani panggilan telepon itu, yakni ponsel bisa diblokir dan diretas, serta potensi pembobolan semua data perbankan.

"Jika ada telepon mengatasnamakan Kementerian Kesehatan RI menanyakan mengenai: 'apakah sudah divaksinasi, tekan 1 jika sudah tekan 2 jika belum dapat dipastikan bahwa hal ini adalah HOAX!'," tulis Kemenkes, dikutip dari Kompas.