Puluhan ribu warga Palestina terpaksa pergi dari bagian utara Gaza selama beberapa hari terakhir, hal ini dipicu agresi militer Israel yang memaksa mereka pergi. Pihak otoritas Israel memberikan waktu selama empat jam setiap harinya untuk mengizinkan evakuasi warga.

Melansir dari CNN, warga sipil yang terdiri dari perempuan, anak-anak, hingga orang lanjut usia, mereka hanya membawa barang sesedikit mungkin sambil berjalan dengan bendera putih berkibar di udara dan memegang kartu identitas.

"Sulit untuk mendapatkan informasi mengenai operasi militer yang sedang berlangsung. Namun orang-orang yang kami ajak bicara di Gaza mengaku melihat pasukan Israel mendirikan pos di gedung-gedung di dekatnya," kata jurnalis Al Jazeera di Gaza, Alan Fisher.

"Pada saat yang sama kami melihat ribuan orang bergerak ke selatan. Mereka berjalan kaki. Mereka mengibarkan bendera putih karena takut diserang. Mereka bergerak bersama dalam jumlah besar, dengan keyakinan akan aman," demikian menurut laporan Fisher.

Dia mengutip sebuah pernyataan pihak Israel yang mengklaim bahwa Jalur Gaza utara hanya dihuni 100.000 orang. Padahal dahulu ada lebih dari satu juta orang di sana.

"Tentara Israel mengatakan mereka akan menargetkan infrastruktur dan fasilitas senjata Hamas. Ini akan menjadi pukulan yang paling keras bagi milisi Hamas yang mereka temukan," kata dia.

Sejak awal minggu ini, militer Israel telah menggempur Kota Gaza dan terlibat dalam pertarungan sengit dengan pejuang milisi Hamas.

Selain itu, menurut warga Palestina, tidak ada lokasi yang dapat terhindar dari serangan Israel. Lebih dari 70% dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat lain.

Cobalah sensasi membaca yang berbeda di Connx.id, hanya bersama Connx kamu bisa mengoleksi koin untuk ditukar dengan beragam hadiah menarik.