Melihat anjing sebagai anggota polisi dan militer sudah cukup umum. Tapi apa kamu pernah melihat ‘robot’ anjing jadi anggota militer? Iya, kamu tidak salah baca. Sekarang ada robot anjing yang ikut bekerja sebagai anggota militer, tepatnya untuk Angkatan Antariksa Amerika Serikat.

US Space Force, atau Angkatan Antariksa Amerika Serikat adalah cabang tentara AS yang bertanggung jawab atas semua proyek Antariksa dan satelit untuk Amerika. Selama ini hanya manusia yang menjadi personel di badan itu, tapi sekarang mereka memperkenalkan robot anjing sebagai anggota baru US Space Force. 

Dinamakan Vision 60, robot-robot anjing itu bisa melakukan semua aktivitas layaknya anjing asli. Mengambil contoh dari pergerakan anjing asli, robot-robot itu dapat berjalan, berlari, merangkak, dan memanjat. Nantinya mereka juga dicanangkan agar bisa berenang di semua macam perairan. Mereka juga termasuk ke dalam golongan Quadruped Unmanned Ground Vehicles (Q-UGVs).

Robot anjing itu dirancang oleh Ghost Robotics, perusahaan robotika dari Amerika yang berbasis di Philadelphia. Robot-robot itu juga dilengkapi dengan perangkat lunak komunikasi audio dan visual yang kompleks, dan meskipun mereka dapat berfungsi secara mandiri, mereka juga dapat dikendalikan secara manual.

Angkatan Antariksa AS menjelaskan bahwa, ketika robot-robot itu dikerahkan sepenuhnya, robot anjing tersebut akan digunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang repetitif, memungkinkan personel manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih penting.

Robot anjing itu sedang diuji oleh Angkatan Antariksa AS sehingga mereka dapat melakukan patroli di Stasiun Antariksa Cape Canaveral.  Pada tanggal 27 dan 28 Juli lalu, Angkatan Antariksa AS juga telah melakukan demonstrasi menggunakan robot-robot anjing. 

Selain untuk penggunaan militer, harapannya adalah bahwa robot-robot anjing tersebut bisa digunakan dalam situasi darurat dan untuk lokasi industri. Menurut mereka, tujuan utama dari dikenalkannya robot anjing ini adalah untuk menjaga para pekerja Angkatan Antariksa dari bahaya. 

Sumber: Designtaxi