Kalau kamu pernah kehilangan seseorang, kamu mungkin berharap untuk bisa mengobrol sekali lagi dengan mereka untuk mengungkapkan isi hatimu atau bahkan hanya untuk mendengar suara mereka untuk terakhir kalinya. Dan sementara banyak orang yang harus bisa mengatasi duka cita mereka dengan ingatan, foto, dan video yang telah hilang, generator AI baru dapat mengubah memori itu menjadi manusia AI yang sebenarnya yang dapat kamu ajak bicara lagi.

Sebuah perusahaan Korea Selatan, DEEPBRAIN AI, mengusulkan ide ini. Layanan terbarunya, Re;memory, dapat mereplikasi wajah, suara, hingga ekspresi wajah orang yang telah meninggal. 

Cara mereka melakukannya? Alat AI itu mempelajari foto dan video dari orang yang telah meninggal dan wawancara dari orang yang telah meninggal untuk membuat pertemuan virtual antara mereka dan keluarga dan kerabat yang masih hidup. Pertemuan ini memungkinkan anggota keluarga dan orang terkasih lainnya untuk melakukan satu percakapan terakhir dengan mereka. 
Dalam sebuah promotional video dari perusahaan, seorang pria yang dihukum mati datang ke studio perusahaan untuk merekam dirinya sendiri sebagai hadiah perpisahan bagi istrinya. Setelah dia meninggal, sang istri akhirnya datang ke studio untuk “melihat” dirinya dan “berbicara” dengan suaminya lagi. 

DEEPBRAIN AI menggunakan teknologi foto sintesis untuk ‘menghidupkan’ orang kembali dengan menambahkan detail seperti gerakan non-verbal dan ekspresi. Percakapan juga dibuat lebih realistis melalui teknologi yang menggunakan pemrosesan bahasa alami dan pengenalan suara untuk memungkinkan mereka yang telah meninggal untuk merespons. 

Re;memory didirikan di memorial showroom di mana keluarga dapat datang untuk menghabiskan sesi 30 menit di mana mereka bisa sekali lagi berbicara dengan orang yang telah meninggalkan mereka. Kalau mereka mau, perusahaan juga dapat mengirimkan video kepada keluarga untuk acara khusus atau menggunakan AI-manusia ini sebagai bagian dari upacara peringatan ketika pemakaman. 

Re;memory bukan alat AI pertama yang berhasil ‘menghidupkan’ keluarga menggunakan footage yang direkam sebelum mereka meninggal. Tahun lalu, seorang wanita berusia 87 tahun menjawab pertanyaan keluarga dan kerabat di pemakamannya melalui model pembelajaran bahasa yang dapat memproses ucapan dan merespons dengan gaya bahasa yang mungkin dia lakukan ketika dia masih hidup.

Sumber: DesignTaxi