Makan dengan gaya fine dining tengah populer di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menyajikan set menu dari makanan pembuka hingga makanan penutup, konsep fine dining menawarkan pengalaman makan yang istimewa dengan sentuhan keahlian kuliner yang luar biasa. Berbeda dari restoran biasa, fine dining menggabungkan makanan berkualitas tinggi dengan atmosfer yang mewah dan pelayanan istimewa. Biasanya fine dining digelar di restoran hingga hotel bintang lima, namun terdapat sebuah tempat makan fine dining di Kelapa Gading, Jakarta Utara yang mengusung konsep yang berbeda, yakni dengan konsep tendaan. ‘SISILIA Street Dining’ menjadi pelopor tempat makan fine dining kaki lima di Jakarta yang digagas oleh Gery.

Image Courtesy: CONNX/Ahmad Fauzan Syuhada

Gery Pradany atau yang kerap disapa Gery mengusung SISILIA Street Dining sejak September 2022 bersama istrinya, Sisilia, dan adiknya, Bryant. Gery yang semula menggeluti bidang event organizer memang sudah memiliki keinginan untuk membuka sebuah bisnis bersama istrinya. Berangkat dari pengalaman fine dining Gery bersama Sisilia saat merayakan ulang tahun pernikahannya, muncul ide di benak Gery untuk membuka bisnis serupa dengan konsep yang lebih sederhana. Dibantu oleh sang istri yang memang memiliki hobi masak dan adiknya yang tengah bergelut dalam dunia bisnis F&B, Gery merancang konsep tempat makan fine dining tendaan hingga berhasil membuka SISILIA Street Dining pada bulan Desember 2022.

Image Courtesy: CONNX/Ahmad Fauzan Syuhada

“Jadi kebetulan ‘SISILIA’ itu diambil dari nama istri saya, Sisilia. Dia dan keluarganya pernah buka resto kecil-kecilan. Karena dia hobi masak dan saya jago bikin konsep, kita paduin dua hal tersebut. Waktu itu sama sekali buta soal tendaan, jadi kita riset buat cari tau apa ada tenda kaki lima tapi konsepnya fine dining, dan ternyata belum ada. Akhirnya bulan September kita mulai bikin konsep dari tata meja, masakan, pelayanan, sampai ‘SISILIA’ resmi buka di bulan Desember," ungkap Gery.

“Kenapa pilih nama istri buat nama bisnis? Karena biasanya restoran fine dining itu berhubungan sama nama yang bagus dan unik. Berhubung nama Sisilia juga kedengarannya menarik dan kaya nama-nama Italia gitu, jadi kita pake nama SISILIA," lanjutnya.

Image Courtesy: CONNX/Ahmad Fauzan Syuhada

Selain dari pengalaman pribadinya, Gery juga merasa ketika orang-orang ingin merayakan hari spesial melalui pengalaman fine dining yang sesungguhnya, dibutuhkan budget lebih untuk bisa merasakan makanan mewah di restoran. Melalui konsep tendaan, Gery berharap agar semua orang bisa merasakan experience fine dining dengan harga yang ramah di kantong. 

Menurut Gery, fine dining merupakan pengalaman menyantap makanan di sebuah tempat yang memiliki pelayanan serta suasana yang ‘fine’. Dengan demikian, Gery pun tidak ingin membuka bisnis tempat makan secara asal-asalan. Sebelum merintis bisnisnya, Gery dan istri belajar mengenai konsep tempat makan fine dining dan konsep tempat makan tendaan. Setelah mematangkan konsep, sang istri mulai mengeksplorasi menu yang sekiranya bisa disajikan di tempat makannya tersebut. Menurut Gery, kata ‘SISILIA’ identik dengan Italia, sehingga ia menjadikan makanan Italia seperti pasta sebagai menu utamanya. Gery mengaku bahwa ia juga memikirkan pemilihan menu serta konsep plating, sehingga para pelanggan dapat merasakan sensasi makan mewah meskipun di bawah tenda.

Image Courtesy: CONNX/Ahmad Fauzan Syuhada

“Kenapa fine dining? Karena unik. Fine dining itu kan dari kita masuk sampai keluar restoran benar-benar di-served dengan sangat well. Kemudian kita coba bawa itu ke suasana tenda. Harapannya walaupun di tenda kaki lima tapi saat orang masuk mereka bisa merasakan atmosfer yang berbeda dan mereka akan dilayani dengan sangat baik.”

Dengan konsepnya yang unik, Gery tidak menyangka bahwa tempat makan garapannya akan menjadi viral dan ramai dikunjungi oleh orang-orang yang ingin merasakan suasana baru dalam menyantap makan malam. Gery mengaku pernah kewalahan saat melayani pelanggan yang tak kunjung henti lantaran pada saat itu hanya Gery, sang istri, dan adiknya saja yang menjalani tempat makan tersebut. Seiring berjalannya waktu, Gery perlahan bisa menambahkan personil dalam tim nya dan menerapkan sistem reservasi sehingga lebih kondusif. 

Meskipun sukses merintis tempat makan tersebut, tidak menutup kemungkinan Gery dihadapkan dengan berbagai rintangan hingga membuat dirinya berada di titik terendah. Gery mengungkapkan ada masa dimana grafik pengunjung SISILIA mulai turun, namun bagi sang adik hal tersebut biasa terjadi di bisnis. Gery Juga sempat dihadapkan dengan permasalahan dari tim nya sendiri sehingga ia terpaksa menutup SISILIA selama sehari dan membatalkan semua reservasi. Sebagai jalan keluar, Gery memanfaatkan kesempatan itu dengan melakukan evaluasi secara rutin dan terus melakukan pengembangan diri.

“Titik baliknya itu datang ketika kita sadar kalo kita ga boleh monoton. Kita ngembangin diri kita dengan promosi gencar-gencaran di sosial media dan kita beraniin diri buat kolaborasi dengan merchant F&B lainnya.”

Setelah berhasil membesarkan tempat makan tersebut, Gery berkeinginan untuk membuka cabang baru dengan konsep yang serupa. Gery juga berharap dapat membuka restoran fisik untuk fine dining dengan konsep yang berbeda. 

Menurut Gery, membuka bisnis membutuhkan konsep yang matang dan bukan hanya sekadar mengikuti tren semata. Gery mengaku bahwa ia membangun dan menjalani bisnis ini dengan sepenuh hati. Selama menjalankan bisnisnya, Gery selalu memperhatikan hal-hal kecil yang dapat membawa pengaruh besar terhadap SISILIA. Dengan demikian, Gery berharap bahwa bisnisnya ini tidak akan runtuh dan terbengkalai.

“Satu kata buat SISILIA, amazing.

Kita bisa sampai di titik ini aja udah amazed banget. Kita gak pernah nyangka SISILIA akan dikenal dengan konsep unik dan disukain banyak orang.”

Image Courtesy: CONNX/Ahmad Fauzan Syuhada