Pada tanggal 15 Oktober 2003, China mencatatkan sejarah baru dalam eksplorasi luar angkasa dengan peluncuran Shenzhou 5, misi penerbangan luar angkasa berawak pertama negara itu. Ini adalah tonggak penting dalam upaya China untuk menjadi negara dengan kemampuan eksplorasi luar angkasa yang maju. Dalam artikel ini, kita akan melihat peristiwa penting ini dan dampaknya terhadap eksplorasi luar angkasa China.

Latar Belakang Misi Shenzhou 5

Misi Shenzhou 5 merupakan bagian dari program antariksa China yang ambisius, yang telah dimulai dengan program Shenzhou sejak tahun 1992. Sebelum Shenzhou 5, China telah berhasil meluncurkan beberapa misi tanpa awak, dan Shenzhou 3 dan 4 merupakan penerbangan berawak sebelumnya, tetapi Shenzhou 5 adalah yang pertama dengan astronaut manusia, sebagaimana dikutip dari Kompas.

Misi ini memasukkan seorang astronaut yang dijuluki "Yuhangyuan," yang berarti "pelaut angkasa." Astronaut pertama China yang diberi kehormatan ini adalah Yang Liwei. Ia adalah seorang pilot angkatan udara berpengalaman dan telah menjalani pelatihan yang ketat untuk misi ini.

Image courtesy: VCG

Puncak Kepemimpinan Astronotik

Pada pukul 09:00 UTC pada tanggal 15 Oktober 2003, roket Long March 2F meluncur dari fasilitas peluncuran di Jiuquan, membawa Shenzhou 5 dan Yang Liwei ke orbit. Ini adalah momen bersejarah bagi China, dan seluruh dunia menyaksikan dengan penuh perhatian. Misi Shenzhou 5 ini merupakan langkah besar menuju status China sebagai negara dengan kekuatan luar angkasa.

Setelah mencapai orbit, Yang Liwei menjalani serangkaian eksperimen ilmiah dan teknis selama 21 jam, termasuk mengambil gambar, menguji mikrogravitasi, dan berkomunikasi dengan stasiun darat. Ini membuktikan bahwa China memiliki kemampuan untuk menjalankan misi luar angkasa berawak yang kompleks.

Dampak dan Pengaruh

Misi Shenzhou 5 telah membawa China ke jajaran negara yang memiliki kemampuan penerbangan luar angkasa berawak. Ini memberi China keunggulan strategis dan semangat nasionalisme dalam eksplorasi luar angkasa. Negara ini terus melanjutkan program antariksa dan telah meluncurkan berbagai misi berawak serta berencana untuk membangun stasiun luar angkasa sendiri.

Prestasi ini juga membawa pengaruh yang cukup besar dalam arena internasional. China menjadi negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronot manusia ke orbit, setelah Rusia dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan kepada dunia bahwa China adalah pemain utama dalam eksplorasi luar angkasa dan bisa menjadi mitra potensial untuk kolaborasi antariksa masa depan.